Shrii Shrii Anandamurti tentang Hantu dan eksorsisme:

* Q. 57. Apa yang terjadi dengan orang yang sedang kerasukan hantu, dewa atau dewi? *

Jawab: - Menjadi kerasukan hantu, dewa atau dewi adalah mirip dengan melihatnya. Perbedaannya adalah bahwa seseorang menghipnotis dirinya sendiri dan akhirnya

Diserap ke dalam objek yang dibayangkan, percaya dia / dirinya menjadi hantu,

dewa atau dewi, dan bertindak sesuai dengan samskara itu. Dalam keadaan hipnosis

getaran pikiran memiliki lebih banyak pengetahuan dan energi daripada

kesadaran pikiran, dan karenanya orang yang terhipnotis memperoleh

keyakinan dan tindakan baru yang sangat aneh. Proses yang membawa orang

kembali ke keadaan normal adalah mirip dengan proses dimana jaringan syaraf

dinormalisasi.

Pengusir setan dan dokter melakukan hal yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa

sementara dokter melakukan ini sebagai tindakan normal, yang disebut

pengusir setan membuat kebodohan dan ketakutan dalam pikiran orang dengan mengatakan kepada mereka cerita tentang hantu dan dengan membacakan mantra ampuh. Ketika terhipnotis, pasien tersebut, dalam merespon perintah khusus, dapat melakukan tugas-tugas super seperti mematahkan cabang pohon. Pada kenyataannya, kemampuan ini

berasal dari konsentrasi ekstrim pikiran ektoplasmis si pasien.

Orang-orang berpikir bahwa hantu yang mematahkan cabang pohon saat meninggalkan

tubuh pasien. Dalam keadaan kerasukan itu kośa kámamaya (pikiran sadar) dan manomaya (bawah sadar) kehilangan kemampuan untuk bertindak independen.

* Q. 59. Apa itu eksorsisme? *

Jawab: - Kerasukan oleh hantu biasanya terjadi dalam keadaan goncangan atau ketakutan

ketika kehilangan kesadaran setelah berkonsentrasi pada hantu imajiner. Dalam keadaan kerasukan ini orang membuat perasaan kesatuan dengan hantu imajiner. Kosa kámamaya dibekukan dan Kosa manomaya gagal untuk berpikir secara mandiri. dalam kasus demikian

pengusir setan mencoba berbagai metode untuk mengaktifkan kembali kośa- kośa yang tidak aktif ini.

Mereka mencoba berbagai teknik seperti membuat pasien mencium berbagai

benda dan memukul mereka untuk merevitalisasi struktur saraf karena mereka

tahu bahwa sekali sistem saraf beroperasi secara normal pengaruh dari

hantu akan hilang.

Pertama mereka mempelajari keadaan fisik dan mental dari

pasien dan kemudian keadaan mental dan ekonomi keluarga pasien!

Dan kemudian mereka menceritakan kisah-kisah tentang berbagai jenis hantu seperti peri,

para goblin, momok, setan, dll. kepada keluarga pasien untuk memeras uang atau membentuk pengaruh mereka. Mereka juga mengucapkan mantra dalam

bahasa sehari-hari mengembangkan lebih lanjut kepercayaan rakyat pada hantu.

Pada kenyataannya hantu tidak dihilangkan karena mantra melainkan karena

normalisasi struktur saraf. Yang dirasuki oleh hantu termasuk ada dalam

berbagai kategori. Beberapa terobsesi oleh kecemasan dan ketakutan dan berbicara

sedikit; beberapa memiliki pikiran yang lemah; beberapa merasakan ketidakadilan dan penghinaan tapi tidak mampu untuk mengekspresikan perasaan mereka, atau belum matang secara fisik. Histeria, yang tidak lain adalah hasil dari penyakit tertentu, adalah serupa dalam penyebabnya dengan kerasukan hantu dan punya cara penyembuhan yang sama.

*Tattva Kaomudii Part 1 (1958)*